Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri melakukan pemantauan perkembangan harga barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Sentral Kota Langsa, Aceh (31 Des), sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga di wilayah terdampak bencana. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa secara umum pasokan bapok terjaga dan harga berada pada kisaran sesuai Harga Acuan (HA) dan Harga Eceran Tertinggi (HET). Kondisi ini memberikan kepastian bagi masyarakat bahwa kebutuhan pokok tetap tersedia dan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap gangguan pasokan pascabencana. Meski demikian, terdapat dua komoditas yang memerlukan perhatian, yakni cabai rawit merah dan Minyakita. Kenaikan harga cabai rawit merah dipengaruhi oleh terganggunya produksi di daerah sentra, seperti Brastagi dan Simalungun, akibat bencana tanah longsor. Sementara itu, untuk menjaga ketersediaan Minyakita, Kemendag telah meminta Bulog dan BUMN Pangan agar segera menyalurkan pasokan ke pengecer pasar rakyat di Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Utara, dan Kabupaten Pidie. Berdasarkan hasil pantauan, harga sejumlah komoditas utama tercatat relatif stabil, antara lain beras SPHP sebesar Rp12.400/kg atau di bawah HET, gula pasir Rp17.500/kg sesuai HA, Minyakita stabil di Rp18.000/liter, serta cabai merah keriting Rp38.000/kg atau di bawah HA. Komoditas protein hewani seperti daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras juga terpantau stabil. Kemendag akan terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan terkait guna memastikan stabilitas harga dan kelancaran distribusi bapok, khususnya di wilayah terdampak bencana, demi melindungi daya beli masyarakat.

